Mencari Sahabat Yang Belum Pernah Ketemu di Desa Balongdowo Penghasil Kupang

 Oleh : Eko Setyo Budi

Seumur hidupku baru kali ini aku ke Desa Balongdowo tepatnya tanggal 3 Juni 2024 adalah desa penghasil kupang sejak dulu turun menurun. Padahal aku dilahirkan Sidoarjo bila pergi kerumah sahabatku di desa Balongdowo naik sepeda motor  ditempuh tidak sampai 15 menit. Kenapa saya ke desa tersebut? Karena teringat temanku sekelas di SMPN 1 Sidoarjo lulus tahun 1979 bernama Nurali. Bisa dibayangkan sudah puluhan tahun tidak pernah ke Desa Balongdowo, Kecamatan Candi. Rumahku sendiri di Kecamatan Sidoarjo (pusat kota) selama berteman belum pernah kerumah sahabatku, yang dulu di sekolah, dia pernah membawakan kupang serantang yang sudah masak untukku. 

Inisiatif kerumah sahabatku ini setelah beberapa kali reuni SMP seangkatan, yang mana disepakati  apabila diantara teman seangkatan ada kesempatan dalam mencari teman atau mendatangi keluarganya yang belum pernah ketemu untuk didata kembali dimasukkan dalam Grup Kelas F & G SMPN 1 Sidoarjo terbentuk dua tahun lalu.  Berdasarkan info dari salah satu teman seangkatan disebutkan saudara Nurali telah meninggalkan dunia, namun tepatnya tahun berapa wafatnya belum ada yang tahu.

Akhirnya aku mencari sahabatku di Desa balongdowo yang belum pernah ketemu ini. Setelah tiba, aku putuskan bertanya kepada pemilik warung kopi yang tidak jauh dari dermaga nelayan kupang. Aku pesan seccangkir kopi sambil menanyakan keberadaan sahabatku. Alhamdulih sahabatku telah dikenal lama di Desa Balongdowo, tetapi aku disuruh menemui menantunya di Pasar Balongdowo yang sedang jaga pakir di pasar itu bernama Sutikno. Kutemui dia, aku jelaskan mmaksud dan aku diantar kerumah sahabatku.   Di situ dia bercerita saudara Nurali telah tiada sejak 3 tahun lalu, saya sedih, turut berduka, lalu pamitan pulang. Setelah itu, aku ada keinginan makan lontong kupang khas Balongdowo, seporsi lengkap dengan sate kerang ditambah minum es kepala muda semuanya dikenakan Rp.18.000,- itu murah meriah seporsi lontong kupang yang rasanya lezat dan segar (lihat gambar).

Kupang ditangkap oleh nelayan kupang Desa Balongdowo, berada diperairan pantai yang berlumpur kebanyakan kupang putih. Dari Desa Balongdowo ke tempat penangkapan kupang naik perahu ditempuh dalam waktu 2 jam berdasarkan info masyarakat setempat. Setelah berkunjung kerumah sahabatku kusempatkan mampir ke dermaga melihat kupang dalam keranjang sedang diangkut oleh seorang ibu. Dermaga itu merupakan  tempat perahu nelayan menurunkan hasil tangkapan kupang. Karena penasaran lihat seorang ibu mengangkut kupang tangkapan nelayan, maka kutemui dia dan   kusampaikan maksudku.  Dia  bernama Linda wajahnya terlihat semringah umurnya mungkin lebih muda dariku, yang sedang memindahkan kupang mentah untuk dibawa kerumahnya di seberang jalan. Aku bertanya: "Berapa harga kupang yang sudah masak 1 kg bu? Bu Linda menjawab: "Saya menjualnya satu bungkus isinya 3 kg pak. Rp. 60.000,- perbungkus." Aku ditawari supaya singgah kerumahnya untuk melihat kupang yang sudah dimasak. Tetapi aku jawab dengan halus ingin segera kembali pulang ke rumah. "Insya Allah ada kesempatan saya akan kesini lagi," ujarku. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reuni dan Wisata Sambil Chek Kesehatan Dalam Bus

Menjalin Persahabatan dan Berwisata ke Sumber Tetek